4 Tanda dan 5 Gejala TBC
Tanda dan Gejala TBC – Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang terutama menyerang parenkim paru. Tuberkulosis juga dapat ditularkan ke bagian tubuh lain, terutama meningens, ginjal, tulang dan kelenjar getah bening (Suddarth, 2003).
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dengan berbagai gejala, karena sistemik mycobacterium tuberculosis sehingga dapat mempengaruhi semua organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru-paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer (Mansjoer, 2000).
TBC paru adalah penyakit menular yang menyerang saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri, mycobacterium tuberculosis, (Smeltzer, 2002).
Dapat menyimpulkan bahwa, TB paru adalah penyakit menular penyebabnya adalah kuman mycobakterium tuberculosis yang menyerang saluran pernapasan, terutama parenkim paru.
Tanda dan Gejala TBC
Kenali tanda dan gejalanya sebelum menyerang tubuh. Dengan artikel ini kita bisa mencegah dan mengobati penderita TBC sejak dini.
Tanda
a. Penurunan berat badan
Pada umumnya penderita TBC mengalami penurunan berat badan secara drastis, jangan heran jika penderita rata-rata bertubuh kurus.
b. Anoreksia
Istilah ini jarang kita dengar, anoreksia adalah gangguan ketakutan pada makanan, misal takut gemuk.
c. Dispnea
Nama lain dari sesak nafas, dimana pasokan oksigen yang masuk pada paru-paru kurang sehingga nafas pendek dan tersendat.
d. Purulen / hijau, mukoid / dahak kuning
Sering batuk dan mengeluarkan dahak berwarna hijau dan ada juga yang kuning. Penderita TBC dimohon untuk tidak membuang dahak sembarang karena dapat menularkan ke orang lain.
Gejala
a. Demam
Biasanya menyerupai demam influenza. Situasi ini sangat dipengaruhi oleh sistem kekebalan tubuh pasien dengan tingkat keparahan infeksi kuman TB yang masuk.
b. Batuk
Terjadi karena infeksi pada bronkus. Sifat batuk dimulai dari batuk kering kemudian setelah peradangan mulai menjadi batuk produktif (memproduksi dahak).
Dalam kondisi lanjut, batuk darah karena ada pembuluh yang rusak. Sebagian besar batuk darah di ulkus dinding bronkial.
c. Sengal-sengal
Napas pendek akan ditemukan pada penyakit lanjut di mana infiltrasi adalah setengah paru-paru.
d. Sakit dada
Terjadi ketika infiltrasi peradangan telah mencapai pleura (menyebabkan radang selaput dada).
e. Rasa tidak enak
Dapat berupa anoreksia, tidak ada nafsu makan, penurunan berat badan, sakit kepala, demam, nyeri otot, keringat malam
Penyembuhan
1. Pengobatan
Tujuan terpenting dari pengobatan tuberkulosis adalah pemberantasan cepat M. tuberculosis, mencegah resistensi, dan mencegah komplikasi.
Jenis dan dosis OAT:
a. Isoniazid (H)
Isoniazid (dikenal sebagai INH) adalah bakterisida, efektif melawan kuman dalam keadaan metabolisme aktif, yaitu bakteri yang sedang berkembang.
Efek samping yang mungkin timbul adalah neuritis perifer, ruam hepatitis, demam Jika penyakit kuning terjadi, pengobatan dapat dikurangi dalam dosis atau dihentikan sampai penyakit kuning membaik.
Efek samping ringan dapat termasuk kesemutan, nyeri otot, gatal. Dalam kondisi ini, pemberian INH dapat dilanjutkan sesuai dosis.
b. Rifampicin (R)
Bakterisid, dapat membasmi kuman semi aktif (persisten). Efek samping rifampisin adalah hepatitis, mual, reaksi demam, trombositopenia.
Rifampicin dapat menyebabkan warnam merah atau oranye dalam urin dan keringat, dan harus diberitahukan kepada keluarga atau penderita agar tidak menjadi cemas. Warna merah terjadi karena metabolisme obat dan tidak berbahaya.
c. Pyrazinamide (P)
Bakterisid, bisa membasmi kuman yang ada di sel dengan suasana asam. Efek samping pirazinamid adalah hiperurisemia, hepatitis, atralgia.
d. Streptomycin (S)
Bakterisid, efek samping streptomisin adalah kerusakan nefrotoksik dan saraf kranial VIII yang terkait dengan keseimbangan dan pendengaran.
e. Etambutol (E)
Bakteriostatik, etambutol dapat menyebabkan gangguan visual dalam bentuk ketajaman visual yang berkurang, kebutaan warna merah dan hijau, dan neuritis optik.
2. Pembedahan
Apabila pengobatan tidak sukses, yaitu dengan cara mengangkat jaringan paru yang sudah rusak, tindakan ortopedi ini untuk memperbaiki kelainan pada tulang, bronkoskopi untuk menghilangkan polip granulomatosa tuberkulosis atau untuk memperbaiki bagian paru yang rusak.
3. Pencegahan
Hindari kontak dengan orang yang terinfeksi tuberkulosis bacillus, pertahankan status kesehatan dengan asupan gizi yang memadai, minum susu yang telah dipasteurisasi, isolasi jika pada analisis dahak ada bakteri yang akan diobati, imunisasi BCG untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi oleh bakteri tuberculosis bacillus.