Aroma dan Frekuensi Kentut Berlebihan Pertanda 4 Penyakit Serius, Apa Saja?
Aroma dan Frekuensi Kentut – Buang gas atau kentut tentu membuat orang lain tidak nyaman. Mereka harus menutupi hidung mereka ketika mencium bau kentut orang lain. Kenapa bisa kentut bau? mitos atau fakta, apakah kentut terlalu sering menandakan penyakit?
Dilansir dari Body and Soul, Minggu (6/1), kentut berbau tergantung pada apa yang dimakan dan gas yang diproduksi oleh tubuh. Makanan yang membuat bau kentut biasanya dalam bentuk karbohidrat yang tidak tercerna.
Perut berjuang untuk memecah makanan tertentu saat mereka bergerak melalui usus. Gula seperti fruktosa dan sorbitol yang ditemukan dalam beberapa buah dan pemanis buatan juga merupakan salah satu penyebab utama.
Ternyata, kentut dengan aroma dan frekuensi lebih dari normal bisa menjadi pertanda sesuatu yang serius. (New York Post).
Aroma dan Frekuensi Kentut
Pemicu kentut lainnya termasuk serat yang ditemukan dalam kacang-kacangan dan buah-buahan. Menurut Yayasan Internasional untuk Gangguan Gastrointestinal Fungsional (IFFGD), makanan seperti kacang tanah, asparagus, brokoli, kol mengandung raffinose. Sehingga akan ada kelebihan gas. Bir juga mengandung banyak sulfur, bahan kimia dengan aroma yang kuat.
Lalu kentut yang sangat bau, apakah menandakan sesuatu yang serius?
Ternyata, kentut dengan frekuensi lebih dari normal bisa menjadi pertanda sesuatu yang serius.
Penyakit Kentut
Setidaknya ada 4 tanda penyakit di lihat dari aroma dan frekuensi kentut yang berlebihan. Apa saja?
1. Irritable Bowel Syndrome (IBS)
Kondisi ini menyakitkan, menyebabkan perut sering tidak nyaman, kembung, sembelit, dan juga diare. Gejala lain IBS adalah seringnya buang gas.
IBS juga dapat menyebabkan komplikasi lain seperti kekurangan energi, merasa sakit atau mual, sakit saat berhubungan seks dan depresi. Coba periksa dengan dokter jika Anda mengalami masalah ini.
2. Kanker usus besar
Kanker usus, juga dikenal sebagai kanker usus besar atau kanker kolorektal. Tanda-tandanya adalah buang air besar berdarah, sakit perut, kembung dan perubahan buang air besar. Efek samping dari perubahan buang air besar bisa berupa gas. Jadi jika Anda sering kentut dengan gejala lain, diskusikan keluhan tersebut dengan dokter Anda.
3. Penyakit seliaka
Penyakit celiac adalah kondisi pencernaan autoimun di mana usus bereaksi terhadap gluten (berasal dari carbo) dan menjadi meradang. Gluten merusak lapisan usus, membuat tubuh tidak mampu menyerap nutrisi penting. Penyakit seliaka adalah kondisi seumur hidup yang dapat menyebabkan seseorang kembung, mual, kelebihan gas, dan kelelahan, dan hanya diobati dengan perubahan pola makan.
4. Intoleransi laktosa
Beberapa orang kekurangan enzim yang memungkinkan mereka untuk mencerna laktosa yang ditemukan dalam produk susu. Minum susu atau makan sesuatu seperti keju dapat menyebabkan sakit perut seperti diare, kembung dan terengah-engah.
Sumber : https://www.jawapos.com/entertainment/lifestyle/06/01/2019/aroma-dan-frekuensi-kentut-jadi-tanda-penyakit-mitos-atau-fakta