Doa Sebelum dan Sesudah Makan Minum Yang Dibaca Rasulullah
Doa Sebelum dan Sesudah Makan Minum Yang Dibaca Rasulullah – Beberapa orang sering merasa dilema ketika makanan mereka tidak habis dan perut terasa kenyang. Pada saat seperti ini mereka dihadapkan pada dua pilihan antara makan makanan atau mengakhiri makanan dengan segera.
![]() |
Tasbih by Pixabay |
Ada orang-orang yang memilih untuk menghabiskan makanan dengan dalih bahwa tidak di makan dan membiarkannya akan mubazir atau buang-buang kekayaan, tindakan ini jelas dilarang oleh syariah.
Selain menggunakan tangan kanan dan duduk, ketika makan kita didorong untuk selalu dzikir kepada Allah dari awal mula. Jika Anda lupa menyebutkan nama Allah atau berdoa sebelum makan, hal itu bisa dilakukan di tengah makan.
![]() |
Doa Sebelum Makan dan Minum |
Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan umatnya agar tidak mencela makanan dan minuman dalam kondisi apapun. Saat beliau menyukainya, beliau makan dan saat beliau tidak menyukainya, beliau diam tak mencelanya. (Lihat Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Adzkâr, Penerbit Darul Hadits, Kairo, Mesir).
Jika pembuka makan minum diisi dengan doa, alangkah sebaiknya jika sesudah makan juga ditutup dengan doa.
Doa merupakan bentuk syukur kepada sang maha pencipta Allah SWT atas nikmat makan yang baru saja diterima. Berikut ini doa sesudah makan.
![]() |
Doa Sesudah makan dan Minum |
Makan dan minum memang upaya manusia untuk menambah tenaga. Tetapi pada hakikatnya semua upaya manusia itu tidak bermakna apapun tanpa pertolongan Allah SWT.
Sekali waktu kita tentu diundang makan oleh pihak lain. Sementara kita sendiri tidak dapat mengetahui dengan yakin perihal kehalalan makanan tersebut baik karena bahan baku makanan atau sumber pendapatan yang digunakan untuk menghadirkan masakan tersebut.
Jika menemukan makanan dan minuman yang meragukan kehalalannya, berdoalah dengan kalimat :
![]() |
Doa Makan Minum kehalalannya Diragukan |
Untuk itu, Syekh M Nawawi Banten mengutip doa Syekh Sya‘rani ketika diundang untuk mengonsumsi jamuan makanan yang diragukan kehalalannya.
Islam mengajarkan umatnya untuk berhati-hati dalam mengonsumsi makanan dan minuman. Adapun makanan yang kita ragu, boleh saja dimakan dalam kondisi terpaksa. Selebihnya kita bertawakal. Wallahu a‘lam.
Sumber : nu.or.id