Tembakau Bondowoso, Cara Tanam dan Pengendalian Hama Penyakit
Tembakau Bondowoso – Semua petani tembakau sudah tahu bagaimana cara menanam yang benar supaya panen raya, tetapi untuk pemula cara menanam tembakau ini bisa dipakai dan diterapkan.
Tanaman tembakau hijau berbulu, batang, dan daun ditutupi oleh perekat. Pohonnya lurus batangnya dengan tinggi rata-rata 250 cm, kadangkala bisa mencapai hingga 4 m persyaratan sengit tumbuh dengan baik.
Umur tanaman ini rata-rata kurang dari 1 tahun. Mahkota bunga memiliki warna merah
jambu sampai merah, mahkota terompet panjang, dedaunnya elips pada ujung
runcing, dan pasang dedaunan pada batang tegak (Abdullah, 1982).
Mari kita simak Tata Cara Penanaman Tembakau dan Hasil Penanaman Petani Tembakau Bondowoso.
Tembakau Bondowoso
Menurut Matnawi (2012) tanaman tembakau bisa diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisio: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledoneae
Pesanan: Personatae
Keluarga: Solanaceae
Genus: Nicotiana
Spesies: Nicotiana tabaccum L.
Tanaman tembakau memiliki akar yang meruncing, jika tanaman tumbuh bebas di tanah subur sepanjang 0,75 m. Selain akar ada akar akar dan serat.
Akar tanaman tembakau kurang tahan terhadap air yang berlebihan karena bisa mengaum bahkan tanaman bisa mati (Matnawi, 1997). Daun tembakau itu lonjong atau bundar, tergantung varietasnya.
Ketebalan daun berbeda, tergantung varietas budidaya. Daunnya tumbuh bergantian batang tanaman. Daun memiliki mulut daun yang merata. Jumlah daun di satu tanaman 28-32 helai (Cahyono, 2011).
Bunga tanaman tembakau adalah bunga majemuk yang disusun dalam beberapa kelompok dan masing-masing tandan berisi 15 bunga. Bunga sangkakala panjang. Warna pink sampai merah tua di bagian atas putih lainnya.
Bunga tembakau akan mekar berurutan dari yang tertua sampai yang termuda. Tanaman tembakau dapat terbangun untuk penyerbukan sendiri, meski tidak ada kemungkinan rintangan penyerbukan silang.
Bunga ini berfungsi sebagai sarana penyerbukan sehingga bisa dihasilkan bibit perkembangbiakan (Maulidiana, 2008).
Bentuk buah tembakau seperti telur ayam dengan panjang 1,5-2 cm. Warna buahnya berwarna hijau dan coklat saat sudah matang. Tingkat kematangan buah tidak disinkronkan.
Tembakau tumbuh pada ketinggian antara 200-3000 mdpl dan membutuhkan curah hujan rata-rata 2000 mm / tahun dengan suhu antara 21-32 derajat C. Batas suhu minimum, yaitu 15o C dan suhu maksimum 420 C.
Temperatur ideal sepanjang hari adalah 270 C. Curah hujan juga sangat mempengaruhi penentu kualitas dan kuantitas produk tembakau. Keasaman tanah yang baik untuk tanaman ini adalah pH antara 5-6.
Tanaman tembakau akan tumbuh subur di tanah yang longgar, remah-remah, mudah untuk mengikat air, memiliki air dan udara yang baik. Tembakau adalah tanaman tropis yang bisa hidup di berbagai iklim.
Tekstur tanah lapisan atas yang baik untuk tanaman tembakau adalah tanah liat berpasir. Tekstur ini memiliki porsi air optimum untuk pertumbuhan tanaman akar. Karena responnya netral sepanjang hari, tanaman tembakau bisa tumbuh dari 600 LU-400 LS.
Tembakau merupakan komoditas yang telah banyak dibudidayakan petani. Hasil optimal petani tembakau antara lain mencoba membantu meningkatkan produksi secara kuantitas, kualitas dan keberlanjutan tanaman tembakau.
Tanaman tembakau, dengan curah hujan rata-rata 2000 mm /tahun, suhu udara yang sesuai antara 21-32 derajat C, pH antara 5-6.
Tanah yang mudah terbakar, remah-remah, mudah untuk mengikat udara, memiliki sistem air yang baik sehingga dapat memperbaiki drainase pada tanaman tembakau.
Kegiatan budidaya tembakau mencakup beberapa jenis kegiatan dengan urutan sebagai berikut.
Pembibitan, yaitu kegiatan menyiapkan bahan tanam.
Pengolahan tanah merupakan kegiatan media media tanam tembakau. Penanaman yang meliputi jarak tanam, penanaman dan penanaman.
Pemeliharaan tanaman yang meliputi penyiraman, penyiangan (pengendalian gulma dan penghancuran), pengendalian hama dan penyakit, pemupukan dan pewiilan. Panen dan tindak lanjut panen.
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan sebelum melakukan budidaya tanaman tembakau, yaitu perencanaan pembibitan dan usaha tembakau.
Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap tempat yang akan digunakan untuk budidaya tanaman tembakau, kesesuaian topografi, jenis tanah, kondisi iklim dan cuaca yang sesuai dengan musim, perencanaan sarana dan prasarana yang menunjang usaha penanaman dan beberapa tempat yang identik dengan carkteristics tanaman tembakau.
Pembibitan
Benih tembakau sangat kecil sehingga harus dilakukan sedapat mungkin. Tanah itu berhias 2-3 kali sehingga tanahnya cukup longgar dan cukup terpapar sinar matahari dan angin. Kemudian dibuat tempat tidur setinggi 20-30 cm dan diregangkan ke arah utara-selatan.
Panjang tempat tidur 5 m dan lebar 1 m. Tempat tidur terbuat dari atap yang terbuat dari jerami, alang-alang, daun kelapa atau plastik yang bisa dibuka dan ditutup. Benih
ditaburkan sekitar 2 g / 10m2 tempat tidur.
Penaburan benih bisa dicampur
secara alami dengan pasir atau abu. Kemudian tempat tidur ditutupi pasir tidak
lebih dari 2 mm.
Penyiraman merupakan hal yang penting untuk
perawatan anak-anak. Penyiraman bisa dilakukan secara teratur pagi dan sakit
karena bibitnya ditaburkan.
Setelah bibit berusia 2-3 minggu, atapnya perlu
dibuka di pagi hari dan ditutup pada siang hari. Dan pada saat sudah 5 cm lebar
atapnya terbuka sepanjang hari. Bibit bisa dipidah setelah usia 35-50 hari.
Persiapan tanah
Pengolahan lahan dimulai dengan cara membersihkan
jerami di sawah atau stunting tunggul pohon yang tertambat. Pengolahan tanah
bisa menggunakan bajak atau cangkul saat tanah masih mengandung cukup air.
Setelah dibajak segera digulud tanah dan siap tanam.
Penanaman
Penanaman tembakau ditentukan oleh waktu panen. Misalnya,
panen tembakau pada pertengahan Agustus hingga pertengahan September, penanaman dilakukan peda Juni junior.
Namun, untuk tembakau gunung yang bergantung pada hujan, saat ditanam di diusulkan pada bulan Mei. Tanaman bisa menghasilkan tembakau berkualitas tinggi jika paling sedikit 1 bulan sebelum panen tidak ada hujan dan cuaca cerah sampai panen.
Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman mutlak dilakukan dalam setiap
praktik budidaya karena bisa menghasilkan kualitas dan panen.
Penyiraman
Pengambilan air ke tanaman tembakau dilakukan
sendiri-sendiri. Penyiraman bisa dilakukan sebanyak 39 kali selama pertumbuhan.
Kebutuhan air untuk sawah tembakau dengan tegalan berbeda, masing-masing
membutuhkan air 0,5 l dan 2 l per tanaman per penyiraman. Intensitas penyiraman
setara dengan 194 mm dan air 52 mm untuk setiap tanam tembakau dan sawah.
Penyiangan
Tembakau gunung dan tegal ditanam langsung di atas
bungkusan. Tanaman dipanen setelah berumur tiga minggu. Sambil menyiangi dan
merendahkan, gulma gulma. Tindakan ini diullang lagi saat tanaman berumur lima
minggu dan terakhir pada usia tujuh minggu.
Pemupukan
Pemupukan pada tanaman tembakau disesuaikan dengan
kandungan gizi yag ada pada kebutuhan tanah dan tanaman. Pupuk N diberikan dua
kali, setengah dosis pada satu minggu dan satu dosis lagi diberikan pada 3
minggu. dengan memasukkan pupuk ke dalam lubang yang dibuat dengan adonan.
Pemangkasan
Saat memulai bunga, tanaman perlu dipangkas.
Pemangkasan dilakukan dengan pemangkasan 3 daun di bawah daun sendok yang akan
diproduksi 11-13 daun produksinya. Pemangkasan dilakukan untuk pertumbuhan dan
pertumbuhan pertumbuhan.
Penunasan
Tembakau yang dipotong akan tumbuh tunas lateral.
Dengan tunasnya, energi pertumbuhan akar habis. Untuk merampingkan pertumbuhan,
kuncup lateral harus dilepas. Pelunasannya dilakukan setiap tiga minggu sekali.
Pengendalian hama dan penyakit
Hama
Hama yang sering ditemukan di daerah budidaya tembakau antara lain:
· Pupuk Caterpillar
Hama Caterpillar termasuk lepidoptera (noctuidae). Fenomena itu menyebabkan lubang di daun tembakau karena ulat bulu pupus dan
daun di atasnya.
· Caterpillar Grayak (Spodoptera litura)
Ulat ini menyerang pembibitan dan penanaman tanaman tembakau. Ulat induk Caterpillar di malam hari. Serangannya berkerumun dan lubangnya ada di dedaunan. Kerusakan pada pembibitan hingga 80-100%.
· Kutu Tembakau (Myzus persicae (sulzer))
Kutu tembakau meliputi homoptera (aphididae). Serangan hama ini terjadi pada pembibitan dan tanaman pangan.
Kutu ini menyerang tembakau dengan mengisap cairan daun sehingga pertumbuhan tanaman terhambat. Kutu menghasilkan embun madu yang menyebabkan daun menjadi lengket dan ditumbuhi jamur hitam. Tingkat kerusakan menimbulkan kerugian hingga
22-28%.
Penyakit
Penyakit yang banyak ditemukan di areal perkebunan tembakau antara lain:
· Penyakit Rebah Semai
Penyakit ini sering ditemukan di pembibitan di persawahan. Penyebabnya adalah pythium spp., sclerotium sp., dan rhizoctonia sp., dasar bibit yang terinfeksi, seperti terjepit, busuk, gulung coklat sampai akhirnya bijinya roboh.
Serangan pada bibit yang lebih tua atau yang baru ditransplantasikan menyebabkan pertumbuhan kerdil, menguning, layu, batang, batang, busuk, coklat tua, dan akhirnya mati.
· Penyakit mosaik tembakau
Penyakit ini disebabkan oleh virus TMV (virus tobacco mozaic). Daun muda yang terinfeksi menunjukkan gejala klem bersih. Itu adalah warna tulang pembersihan warna.
Bentuknya sering melengkung. Jika daunnya bertambah tua, bintik kuning muncul dan akhirnya menjadi potongan klortik yang tidak teratur sehingga daunnya terlihat bergaris.
Harga tembakau di Kabupaten Bondowoso setiap tahunannya berubah-ubah baik itu harga temabkau basah maupun harga tembakau kering.
Tembakau Bondowoso selalu dilirik oleh pabrik rokok se Indonesia karena kualitas dan rasa tembakau yang khas asli Bondowoso.
Terima kasih telah mengunjungi website ini, jangan lupa share Tata Cara Penanaman Tembakau dan Hasil Penanaman Petani Tembakau Bondowoso agar lebih bermanfaat.