Masjid Baitul Aziz Poncogati Curahdami Adakan Acara Peduli Anak Yatim dan Doa Bersama di
Masjid Baitul Aziz Poncogati Curahdami – Nestapa anak yatim dan anak-anak terlantar harus ditangani dengan cepat, jika tidak, hanya menyayat luka bagi mereka. Karena jika tidak, itu akan menjadi beban sosial yang tidak pernah putus.
Muharram adalah bulan istimewa. Salah satu keistimewaaan bulan Muharram adalah bulannya anak yatim lebaran. Mengapa demikian?
Nabi mencintai anak-anak yatim. Jadi, hari baik Ashura digunakan sebagai momentum untuk memberi santunan kepada anak yatim.
Masjid Baitul Aziz Poncogati Curahdami
Pentingnya merawat anak yatim dan anak-anak terlantar, terutama di awal bulan Islam. Karena, mereka menjadi yatim piatu dan terlantar bukan karena kehendak mereka sendiri tetapi kebanyakan adalah korban dari pihak lain.
Maka dari itu mengasah moral umat Islam untuk selalu memberikan cinta kepada anak yatim seperti yang dilakukan takmir Masjid Baitul Aziz Desa Poncogati Kecamatan Curahdami Bondowoso mengadakan kegiatan “peduli anak yatim dan doa bersama”.
Peduli anak yatim dan doa bersama di Masjid Baitul Aziz |
Takmir Masjid Baitul Aziz
Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahunnya dilaksanakan oleh takmir mesjid Baitul Aziz dengan mengundang Ulama, Mubaligh dan masyarakat setempat.
Selain itu juga, pada tanggal 10 Muharram di sunnahkan puasa asyura. Puasa asyura puasa pada tanggal 10 Muharram ini ternyata memiliki sejarah panjang.
Jauh sebelum kedatangan Islam, orang-orang Yahudi telah berpuasa karena pada hari itu Allah menyelamatkan Anak-anak Israel dari musuh-musuh mereka. Pada tanggal 10 bulan Tishri atau tanggal 10 Muharram mereka berpuasa di Yom Kippur.
Puasa Asyura menjadi ‘Syariah’ bagi orang Yahudi setelah kejadian itu. Dan sebagai bentuk rasa terima kasih Nabi Musa as. berpuasa pada hari itu.
Tak hanya orang-orang Yahudi yang mempraktekkan puasa Muharram tetapi juga orang-orang Quraish selama masa Jahiliyah, Menariknya, Nabi Muhammad dan umat Islam juga melakukan puasa Asyura.
Jadi bagaimana sejarah asal mula Nabi Muhammad dan umat Islam juga berpuasa Asyura?
Merujuk buku Puasa pada Umat-umat Dulu dan Sekarang (Sismono, 2010), sebelum turunnya perintah puasa Ramadhan, Nabi Muhammad dan umat Islam menjalankan puasa Asyura dan puasa pada tiap-tiap tanggal 13, 14, dan 15 bulan-bulan Qamariyah.
Sebagaimana riwayat Ahmad, Nabi Muhammad melaksanakan puasa Asyura mungkin untuk menyertai kaum Quraisy yang juga berpuasa pada hari itu karena mengikuti syariat umat terdahulu. Atau Nabi Muhammad berpuasa Asyura karena mendapatkan izin dari Allah.
Mengingat puasa juga merupakan amal kebajikan, sama seperti ibadah haji
Puasa Asyura terus dilakukan oleh Nabi Muhammad dan umat Islam. Hingga suatu hari, ia tiba di Madinah dan menemukan orang-orang Yahudi merayakan hari ke 10 Tishri atau 10 Muharram; mereka berpuasa Asyura, memakai pakaian yang indah, dan berbelanja makanan dan minuman.
Menemukan hal seperti itu, Nabi Muhammad kemudian bertanya kepada orang-orang Yahudi mengapa mereka berpuasa hari itu.
“Ini adalah hari yang baik bagi kita. Ini adalah hari Tuhan menyelamatkan Bani Israel dari serangan musuh-musuh mereka. Oleh karena itu, sebagai ungkapan terima kasih, Musa (as). Berpuasa hari ini, kata mereka.
Semoga kita semua yang rutin berpuasa Asyura dan menyantuni anak yatim diberi keberkahan untuk menyantuninya. Sehingga semakin banyak generasi Islam yang terbantu.
Sumber : https://islam.nu.or.id/post/read/110684/rasulullah-dan-puasa-asyura- dan sumber lainnya.