Cara Padepokan Nyai Surti Bondowoso Peringati Satu Syuro
Padepokan Nyai Surti – Peringatan 1 Muharram atau tahun baru Hijriyah bisa dimaknai dan dilakukan dengan beragam cara. Termasuk seperti yang dilakukan sekelompok anak muda di Desa Maskuning Kulon, Kecamatan Pujer yang menggelar acara sedekah bumi dengan membuat Gunungan Hasil Alam.
Padepokan Nyi Surti |
“Sebagai bentuk rasa syukur kita kepada Tuhan, kita membuat Gunungan Hasil Alam dan tumpeng. Sembari kita mendoakan kebaikan untuk leluhur,” ujar Mohammad Afifi, ketua Padepokan Nyai Surti yang menggelar acara tersebut.
Berisikan para anak muda, Padepokan Nyai Surti sengaja menggelar peringatan Syuro tersebut dengan tradisi yang khas Jawa. “Karena kita prihatin dengan tradisi leluhur, termasuk Jawa yang makin terkikis,” papar pria yang juga aktivis PMII Bondowoso ini.
Meski dilakukan dengan cara sederhana di pelosok desa, namun acara peringatan Syuro khas kejawen ini berlangsung penuh khidmat. “Kami meyakini, setiap yang dilakukan oleh para leluhur itu memiliki makna filosofis. Karena itu penting untuk dilestarikan,” papar Afifi.
Secara swadaya, para anak muda pegiat literasi di Padepokan Nyai Surti ini merangkai gunungan hasil alam sejak Minggu (01/09) siang. Mereka lantas berdoa bersama sebelum kemudian makan bersama.
“Harapan kita, peringatan satu Syuro bisa menjadi momentum perubahan yang lebih baik, dengan mengoreksi kesalahan dan kekurangan di masa lalu. Kegiatan ini mulai dilaksanakan pada tahun 2018, masyarakat luas belum semua mengetahui informasi ini” pungkas Afifi.
Sumber : ekspektasi.id